spot_img

Resolusi MU PBB Tuntut Rusia Mundur dari Ukraina

MAJELIS Umum PBB, Kamis (21/2) menyetujui resolusi menuntut Rusia untuk segera dan tanpa syarat untuk menarik pasukannya dari wilayah Ukraina yang diinvasinya sejak 24 Februari 2022.

Resolusi MU PBB tersebut menandai peringatan setahun invasi Rusia ke Ukraina dengan menyerukan perdamaian yang komprehensif, adil, dan abadi dimana Ukraina mendapat dukungan kuat dalam pemungutan suara yang tidak mengikat.

Sebanyak 141 dari 193 anggota PBB mendukung resolusi, sebaliaknya hanya enam  negara menentang (Belarus, Suriah, Korea Utara, Mali, Nikaragua dan Eritrea), dan 32 negara memilih abstain.

Menjelang peringatan setahun invasi Rusia ke Ukraina (24 Feb.), dukungan untuk Kyiv kali ini tampak sedikit berubah jika melihat hasil pemungutan suara resolusi PBB pada Oktober 2022 lalu.

Ketika itu, 143 negara memilih untuk mengutuk aneksasi Rusia atas empat wilayah Ukraina. “Hari ini, Majelis Umum PBB baru saja berbicara dengan sangat jelas. Pemungutan suara ini menunjukkan, bahwa komunitas int’l mendukung Ukraina,” kata Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell, dikutip dari AFP.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mendesak masyarakat internasional untuk memilih “antara yang baik dan yang jahat”.

Setelah pemungutan suara di PBB, Kamis malam waktu AS, Borrel pun pun menepis gagasan bahwa Ukraina hanya mendapat dukungan dari Barat, yakni Uni Eropa, AS dan sekutu utama mereka.

“Pemungutan suara mematahkan argumen bahwa negara-negara Selatan (Global South) tidak berpihak pada Ukraina, karena hari ini ternyata banyak negara yang mewakili Amerika Latin, Afrika, Asia memberikan suara mendukung ,” kata Kuleba.

Hal senada disampaikan Kepala Staf Kantor Presiden Ukraina Andry Yarmak yang menyebutkan, komunitas dunia paham dimana kebenaran berada sambil mengucapkan terima kasih pada setiap negara yang mendukung Ukraina.

Sedangkan Menlu Perancis Catherine Colonna bertepuk tangan selama pertemuan media setelah Sesi Khusus Darurat Kesebelas MU PBB tentang Ukraina, di markas besar PBB di New York City pada 23 Februari 2023 menunjukkan kegembiraannya atas banyaknya dukungan pada Ukraina.

Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya sudah menyatakan akan terus mengibarkan bendera peperangan sampai tujuannya berhasil, sebaliknya Presiden AS Joe Bidden melawat ke Ukraina menunjukkan komitmen dukungan negaranya.

Yang mencemaskan, Presiden Putin telah memutuskan penghentian pembicaraan pembatasan hulu ledak nuklir START (Strategic Arms Reduction Talk) sehingga berpotensi membuka kembali perlombaan persenjataan nuklir seperti terjadi di era Perang Dingin.

Jika itu terjadi, berarti jarum jam berputar mundur bagi peradaban manusia!

(AP/AFP/Reuters)

 

spot_img

Related Articles

spot_img

Latest Articles