Rusia Memveto Lagi Resolusi PBB tentang Penyelidikan Senjata Kimia di Suriah

ilustrasi Anak Suriah mendapat perawatan setelah bom Kimia. EPA
NEW YORK – Sebuah penyelidikan PBB mengenai penggunaan senjata kimia dalam perang di Suriah akan berakhir setelah Rusia memveto sebuah resolusi yang digagas Amerika Serikat tersebut.

Penyelidikan oleh tim PBB dan Organisasi Larangan Senjata Kimia OPCW yang disebut sebagai “Joint Investigative Mechanism” merupakan sebuah penyelidikan yang diluncurkan pada tahun 2015, dan akan berakhir pada Kamis tengah malam waktu New York setempat.

Sebelas anggota Dewan Keamanan menyatakan memilih untuk memilih resolusi tersebut, dua abstain, dan dua orang menentangnya, termasuk Rusia, yang memegang hak veto sebagai anggota tetap dewan tersebut.

“Untuk kesepuluh kalinya di Suriah, dan yang keempat kalinya menggunakan senjata kimia, Rusia telah secara aktif menghalangi kemampuan  untuk mengidentifikasi pelaku serangan senjata kimia,” Nikki Haley, duta besar AS untuk PBB, mengatakan setelah pemungutan suara tersebut.

“Rusia telah membunuh Joint Investigative Mechanism.” ungkapnya.

“Pesan untuk orang yang mendengarkan jelas: sebenarnya, Rusia menerima penggunaan senjata kimia di Suriah.” tegasnya lagi.

Sebelumnya pada hari Kamis, Presiden AS Donald Trump mengatakan di Twitter bahwa Dewan Keamanan harus memperpanjang mandat JIM untuk memastikan pemerintahan Presiden Bashar al-Assad di Suriah “tidak melakukan pembunuhan massal dengan senjata kimia lagi”.

“Ada lebih banyak contoh penggunaan senjata kimia di Suriah yang harus diselidiki,” ungkap misi AS ke PBB mengatakan dalam sebuah pernyataan awal pekan ini, sebagaimana dilansir Aljazeera.

Advertisement div class="td-visible-desktop">