BAGI orang yang hanya mendengar atau menyaksikan dari kejauhan, Parang Gaza antara Lasykar Hamas dan pasukan Israel, waktu berputar begitu cepat, setahun telah berlalu tak terasa.
Beda tentunya bagi parapihak yang terlibat langsung dan sampai hari ini masih survive, menyabung nyawa dari waktu ke waktu, begitu pula yang terluka, menahan sakit sepanjang hari.
Tak terperikana pula rasa gundah warga sipil, yang hidup dalam keterbatasan dan kekurangan sandang, pangan dan papan di tengah udara kematian yang setiap saat mengincar anak, isteri atau orang-orang tercinta.
Perang Gaza kali ini di tengah konflik berkepanjangan antara Palestina dan Israel sejak kemerdekaan negara Yahudi itu pada 1948, berawal dari serangan Hamas ke wilayah Israel pada 7 Okt 2023.
Serangan mendadak Hamas ke wilayah Israel itu menewaskan 380 serdadu negara Yahudi itu (IDF) dan 800-an warga sipil serta menyandera 240 warga sipil.
Sebanyak 346 serdadu IDF lainnya dinyatakan tewas di berbagai pertempuran di Gaza sejak 8 Oktober 2023 dan 56 lagi tewas akibat kecelakaan operasional dan 4.576 orang luka-luka.
Israel sendiri mengklaim, dalam perang selama setahun itu telah menemukan 4.700 terowongan persembunyian Hamas di Jalur Gaza, membombardir 40.000-an target di Gaza dan Tepi Barat serta menghancurkan 1.000-an situs peluncur roket Hamas.
Pihak Israel seperti dikutip Reuters juga mencatat, 13.200 roket telah ditembakkan ke Israel oleh Hamas dari Gaza, 12.400 roket lainnya ditembakkan dari Lebanon, sementara 60 dari Suriah, 180 dari Yaman, dan 400 dari Iran.
Militer Israel juga mengeklaim, telah menewaskan lebih dari 800 anggota Hizbullah di Lebanon, di mana 4.900 target telah diserang dari udara bersama dengan sekitar 6.000 target di darat.
Capaian versi Israel
Selama setahun, Israel mengklaim telah menangkap lebih 5.000 tersangka di Tepi Barat dan Lembah Yordan. Selain itu, IDF telah membunuh delapan komandan brigade militan Gaza, 30-an komandan batalyon, dan 165 komandan kompi Hamas.
Menurut versi Israel, serbuan Hamas pada 7 Oktober lalu menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang. Dari jumlah itu, kebih dari 100 sandera masih ditahan Hamas.
Israel membalas serangan Hamas sehari kemudian, 8 Oktober 2023 sampai hari ini, 7 Oktober 2024, dengan membombardir Gaza dari udara dan darat jauh lebih brutal, ganas dan masif ketimbang kerugian yang dialaminya akibat serangan Hamas sehari sebelumnya.
Kemenkes Palestina di Gaza yang dikuasai Hamas mengatakan, sedikitnya 41.909 orang tewas dan 97.303 mengalami luka-luka sebagian besar warga sipil termasuk anak-anak sejak 8 Okt. 2023 dan 169.000 bangunan atau lebih separuhnya rusak.
Pada Agustus, hanya tersisa 16 dari 36 rumah sakit di Gaza, atau 44 persen, yang berfungsi sebagian,” lapor WHO, dikutip dari Al Jazeera, sementara 60 persen masjid dan 477 bangunan sekolah rusak atau hancur.
Sekitar 1.190 Km jaringan jalan di Gaza juga rusak, 415 Km rusak parah, dan 1.440 kilometer rusak sedang,” ungkap hasil analisis awal oleh Organisasi Satelit PBB (UNOSAT) berdasarkan data hingga 18 Agustus.
Konflik Gaza ternyata tidak menyelesaikan masalah, bahkan eskalasi perang meluas ke Lebanon (antara Israel dan Hizbullah), di Yaman (Israel mlawan Houthi) dan di ambang perang besar antara Israel dan Iran. (Al Jazeera, AFP, Reuters/ns)