Sinergitas Kesiapsiagaan Masyarakat Tangguh Hadapi Bencana

0
325
Majelis Ulama Indonesia (MUI), sebagai lembaga pemuliaan lingkungan hidup dan sumber daya alam, bersama Persatuan Jurnalis Islam Indonesia (PJMI), mengadakan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema "Membangun Masyarakat yang Tangguh Menghadapi Peningkatan Bencana Banjir" di Komunitas Iklim Sungai Cikeas (KISUCI) Sentul, Bogor, Jawa Barat. (Foto: DMC DD)

BOGOR – Majelis Ulama Indonesia (MUI), sebagai lembaga pemuliaan lingkungan hidup dan sumber daya alam, bersama Persatuan Jurnalis Islam Indonesia (PJMI), mengadakan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Membangun Masyarakat yang Tangguh Menghadapi Peningkatan Bencana Banjir”.

Acara ini diselenggarakan di Komunitas Iklim Sungai Cikeas (KISUCI) Sentul, Bogor, Jawa Barat, Rabu (24/1/2024).

Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana Majelis Ulama Indonesia (LPB MUI), Prof Mohammad Jafar Hafsah, menekankan perlunya kerja sama seluruh pihak untuk mengantisipasi jumlah korban jiwa akibat bencana.

“Kerja sama antarlembaga penanggulangan bencana dari berbagai ormas keagamaan di MUI dan peningkatan kapasitas relawan dengan melibatkan pemerintah dianggap krusial untuk memperkuat kesiapsiagaan dan mitigasi sebelum bencana terjadi,” tuturnya.

Direktur Kesiapsiagaan BNPB Direktorat Kesiapsiagaan Kedeputian Bidang Pencegahan, Drs Pangarso Suryotomo MMB, mengutarakan pentingnya Keluarga Tangguh Bencana dan peningkatan kapasitas masyarakat di tingkat desa/kelurahan, seperti Desa Tangguh Bencana, diakui sebagai langkah strategis.

“Bencana bukan lagi urusan pemerintah, melainkan urusan bersama. Tersinerginya berbagai program berbasis desa yang sama, bertujuan untuk penguatan kapasitas masyarakat. Jadikan masyarakat menjadi pelaku atau objek, bukan lagi subjek,” ujar Pangarso.

Sementara itu, Kepala DMC Dompet Dhuafa, Arif Rahmadi Haryono, menjelaskan bahwa dalam menghadapi isu lingkungan, kolaborasi dengan pemuka agama, terutama MUI, menjadi langkah efektif untuk mengubah mindset masyarakat.

“Sebenarnya kami berharap bisa melakukan kolaborasi agar aspek edukasi dan literasi terus kita galakkan. Hasilnya tidak setahun dua tahun, tapi untuk jangka panjang. Maka dari itu, mari kita tetapkan pada hari ini untuk kolaborasi partisipatif demi kemaslahatan masyarakat,” ucap Arif.

Kepala Divisi Humanitarian Rumah Zakat, Al Razi Izzatul Yazid, menambahkan bahwa keterlibatan semua pihak dalam mengatasi perubahan iklim dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan diakui sebagai suatu keharusan.

Masyarakat, kata Al Razi, masih memiliki pengetahuan yang minim mengenai isu perubahan iklim dan dampaknya. Karena itu, perlu sosialisasi mengenai adaptasi perubahan iklim kepada anak-anak usia dini melalui satuan pendidikan dan keluarga. (DMC DD/FTZ)

Advertisement div class="td-visible-desktop">

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here