Dirgahayu ke-79 TNI

0
178
Pesawat-pesawat tempur TNI-AU sedang bermanuver di atas Monas, Jakarta Pusat pada puncak perayaan HUT TNI ke-79, 5 Okt. 2024.

HUT ke-79 TNI tahun ini dirayakan paling meriah, tidak hanya di Jakarta yang dipusatkan di kawasan Monas, tetapi juga di berbagai kota besar bertema saya yakni kemanunggalan tentaradan rakyat.

Di Jakarta, warga yang antusias berkat gencarnya informasi yang disampaikan terkait HUT ke-79 YNI, berduyi-duyun, tidak saja dari seluruh pelosok Jakarta, tetapi juga dari wilayah aglomerasi di Tanggerang, Depok, Bogor, Bekasi.

Kawasan Monas macet total, sementara penumpang KA commuter membludak, bahkan setelah sampai ke tujuan di stasiun Juanda atau Gondang dia, penumpang sukit untu keluar stasiun karena padatnya manusia.

Penulis yang tiba dari Stasiun Duren Kalibata, Jakarta Selatan, tidak bis keluar stasiun Godangdia untuk melanjutkan jalan kaki sekitar satu Km ke Monas, sehingga naik KA lagi ke Stasiu Juanda, juga tidak bisa.

Baru stelah naik KA lagi kea rah kota, turun di Stasiun berikutya yakni ST Sawah Besar  seteeah ST Juanda, lalu balik lagi ke ST Juanda dan dari berjalan kaki di tengah lautan manusia berjarak sekitar satu km ke Monas,

Mungkin lebih satu juta orang berdatangan, bersama keluarga termasuk anak-anak kecil untuk menyaksikan atraksi anggota TNI ketiga matra atau berpose naik tank-tank atau kendaraan tempur yang berparade.

Menurut Puspen TNI, Tidaak kurang dari 100-ribu anggota TNI dilibatkan dalam acara HUT ke-19 di kawasan Monas untuk berdefile atau mengawaki kendaaan tempur dan melakukan berbagai atraksi termasuk meluncur dari puncak Monas ke bawah.

Dalam acara peringatan ke-79 TNI di Silang Monas, Jakarta Pusat, 5 Okt. 2024 dipamerkan 1.000 lebih alutsista dari ketiga matra yakni TNI-AD, TN-AL dan TNi-AU.

Ranking ke-13

TNI dengan sekitar 400.000 personil tetap, saat ini menduduki ranking ke-13 dengan power indeks 0,2251, sedangkan anggaran militer RI menempati ranking ke-27 dengan pengeluaran sekitar 9,5 miliar dollar AS atau sekitar Rp146 triliun. Lebih separuh anggaran dialokasikan untuk menggaji prajurit.

TNI AD a.l memamerkan tank-tank tempur utama Leopard buatan Jerman, tank-tank Harimau buatan Pindad dan Turki, kendaraan lais baja Anoa buatan Pindad, Pandur Australia, tank ringan Scorpion (Inggeris) kendaraan pengangkut peluncur roket ganda Atros dan meriam Caesar Perancis.

Ada juga kendaraan tempur taktis dengan senapan mesin berat 12,7 mm atau peliuncur roket Mistral buatan Perancis, dan selain tank-tank, satuan kavaleri juga menampilkan pasukan berkuda.

Di udara TNI-AU selain flypass pesawat angkut Hercules, N-250 buatan IPTN, pesawat tempur F-16 (AS), Sukhoi SU27-dan SU-30 (Rusia), Super Tucano Brazil), juga ditampilkan tim akrobatik Jupiter TNI-AU melakukan berbagai manuver menggunakan pesawat KT-50i Wong bee (Korsel).

Helikopter yang mengikuti fly-pass a.l. jenis angkut berat EC 725 Caracal buatan konsorsium Eropa Airbus, Super Puma NAS332 (Perancis), Mi-17 (eks-Rusia), AS565 Panther (Eurochopter)  dan heli serang AH-64 Apache (AS) dan MI-25 Hind eks Soviet.

Selain manuver rapat sambar-menyambar dan formasi “love” yang dilakukan tim Jupiter, acara dog fight atau  duel udara antara Fighting Falcon F-16 dan Sukhoi SU-30 mendapat decak kagum dari masyrakat awam.

Kedua pesawat tempur andalan TNI-AU itu saling berkejaran, melepas flare (semacam kembang api untuk mengecoh rudal lawan) dan juga melepas bomb burst yang menggelegar,  digunakan untuk memacu kecepatan tinggi.

Tidak juga ketinggalan, dipamekan pesaat nirawak yang diangkut dengan kendaraan-kendaraan peluncur seperti drone Kamikaze Anka buatan Turki dan CH-4 Rainbow  buatan China yang mirip Predator buatan AS.

TNI AU melalui TV layer lebar yang disediakan di lokasi acara, memamerkan kapal fregat yang baru dibeli dari Itali dan unsur-unsur armada laut  termasuk kapal palang merah dan kapal selam.

Sementara battalion korps marinir dan pelaut TNI-AL ikut berparade, juga satuan khusus Denjaka, pasukan katak menaiki pelampung cepat yang diangkut truk.

Yang sangat disayangkan, pengaturan parade dan defile yang tampak berantakan karena kawasan Monas agaknya terlalu sempit untuk defile dan parade diikuti 100.000 personil TNI dan 1.000 lebih alutsista.

Selain angkutan umum yang berdesakan, parkir juga bermasalah, memadati ruang-ruang kosong dan jalanan sekitar lokasi acara, lalu lintas macet total, mulai dari Patung Tani, Juanda, dan Jalan Silang Monas, sementara pengunjung harus berdesak-desakan untuk mencapai Lokasi.

Banyaknya pedagang K-5 juga menambah semrawut suasana, smentara kesulitan tak hanya dialami pengunjung yang berdesakan atau berhimpitan, juga peserta, kendaraan tempur dan pasukan yang hendak keluar Lokasi seusai acara.

Ke depannya,  lokasi parade dipinggir pantai agar juga bisa dipamerkan sail- pass armada laut, dengan tempat parkir yang memadai,  juga jalur transportasi untuk VVIP mau pun publik, perlu difikirkan. Mungkin di IKN?

TNI sendiri ke depannya, dituntut untuk mengembangkan diri sesuai tantangan jazam dan era kemajuan teknologi termasuk artifical inteligence (AI) dan perang cyber, juga menegakkan disiplin terhadap oknum-oknum yang menyimpang serta keterbukaan anggaran agar bebas dari korupsi yang menjadi penyakit masyarakat dan bangsa ini.

 

 

 

 

 

 

 

Advertisement div class="td-visible-desktop">

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here