TAIPEI – Topan Soudelor menghantam Taiwan sejak Jumat (07/08/2015) hingga Sabtu (08/08/2015) pagi tadi menyebabkan sejumlah kawasan porak-porandan dan setidaknya menewaskan empat orang. Demikian laporan yang dilansir dari Xinhua dan Russia Today.
Pihak keamanan dan medis Taiwan melaporkan salah satu korban yang tewas adalah petugas pemadam kebakaran dan seorang lainnya tewas tertimpa papan reklame yang roboh, yang kemudian diketahui sebagai tenaga kerja Indonesia.
Topan itu mulai menghantam pantai timur Taiwan pada Sabtu pagi dan terus merambat ke wilayah tengah. Topan itu meninggalkan jejak kehancuran berupa tanah longsor, merusak rumah dan bangunan, serta menumbangkan pohon-pohon.
Otoritas Taiwan kemudian mengevakuasi warga Taoyuan yang berada di utara negara itu. Di kawasan itu sebanyak 10 rumah terkubur longsor. Topan itu juga menyebabkan 700.000 rumah tidak dialiri listrik dan menyebabkan banjir. Ribuan orang dari wilayah lain juga telah dievakuasi termasuk 2.000 wisatawan yang berlibur di resor Green Island dan Pulau Orchid.
Di Taiwan, ribuan orang telah dievakuasi ke tempat yang aman dan semua sekolah telah ditutup. Topan itu mulai menghantam daratan Taiwan pada pukul 04.40 di kota Hsiulin, di wilayah timur Hualien. Sebelumnya, tanda-tanda kehadiran topan itu telah terasa sejak Kamis lalu ketika hujan lebat menghantam Tatung, sebuah kota di Yilan timur.
Hujan itu sempat menyebabkan banjir sedalam 1 meter. Kamis lalu, Soudelor telah memakan korban di Yilan. Seorang gadis dan ibunya hilang tersapu ombak besar. Seorang gadis lainnya luka-luka, tetapi berhasil diselamatkan.
“Aku belum pernah melihat topan sekuat ini dalam 60 tahun hidup saya,” kata seorang wanita tua di Tatung Timur kepada TV Formosa. Terjangan Soudelor terasa paling kuat di kawasan Suao, kekuatan embusannya mencapai 237 kilometer per jam.
Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan telah menyiapkan 100 tempat penampungan yang dapat menampung lebih dari 45.000 orang. Mereka juga telah mengerahkan sekitar 35.000 tentara untuk bersiaga dan membantu menangani bencana.
Menyusul terjangan topan itu, sebanyak 80 penerbangan internasional dibatalkan dan layanan kereta api berkecepatan tinggi dihentikan.