Luxembourg–Menteri-menteri dalam negeri negara-negara Uni Eropa akan menggelar pertemuan untuk membahas imigran ilegal yang mencoba masuk Eropa setiap tahunnya.
Isu paling utama dalam pembicaraan yang digelar di Luxembourg ini adalah jatah perngungsi yang akan ditampung di tiap-tiap negara anggota Uni Eropa.
Selama ini, krisis kemanusiaan ini membebani Italia, Yunani dan Malta yang menjadi arus masuk imigran dari Afrika ke Eropa.
Lebih dari 1.800 imigran tewas di laut Mediterania sepanjang tahun ini. Jumlah ini meningkat 20 kali lipat pada periode yang sama di 2014. Sebagian besar menjadi koran kapal yang karam karena kondisinya sangat buruk.
Italia dan Yunani – yang menjadi tempat pendaratan 100.000 imigran tahun ini – bersikeras, negara Uni Eropa lainnya harus berbagi beban. Pemerintah Italia mengatakan, pihaknya menginginkan jatah yang merata untuk menampung para pengungsi ini. Demikian dilaporkan BBC yang dikutip KBK, Selasa (16/6/2015).
“Proposal Kuota” yang dibuat Uni Eropa di antaranya adalah dari 24 ribu imigran yang mendarat di Italia dan 16 ribu yang tiba di Yunani, akan didistribusikan ke negara-negara Uni Eropa lainnya. Selain itu, pertimbangan distribusi akan mengacu pada populasi negara penerima, GDP, angka pengangguran, dan jumlah pengungsi yang sudah diterima sebeumnya. Namun sejumlah negara, seperti Polandia menolak adanya kuota wajib untuk menerima pengungsi.