YANGON – Myanmar dan Uni Eropa (UE) telah menegaskan kembali komitmen mereka untuk melanjutkan dan memperkuat dialog dan kerjasama di bidang hak asasi manusia.
Dalam siaran pers bersama yang diterbitkan Senin (22/6/2015), dialog Myanmar dan Uni Eropa membahas hak asasi manusia di Yangon merupakan lanjutan dialog dari hari-hari sebelumnya. Uni Eropa menggarisbawahi komitmen yang kuat untuk terus mendukung Myanmar yang sedang melakukan reformasi dan transisi demokrasi.
Kedua belah pihak menyepakati pentingnya menyelamatkan nyawa dan melindungi hak asasi manusia. Kerjasama ini mendorong Uni Eropa dan Myanmar untuk memerangi penyelundupan manusia dan perdagangan manusia seperti yang telah terjadi di Mediterania dan Laut Andaman beberapa waktu belakangan. Hanya saja dialog ini tidak menyinggung HAM masyarakat Rohingya yang terampas di Myanmar.
Tahun 2015 akan menjadi tahun yang penting dalam proses demokratisasi Myanmar. Pemilihan umum akan berlangsung akhir tahun ini, Uni Eropa mengharapkan pemilu Myanmar dapat berjalan inklusif, kredibel dan transparan.
Myanmar juga bertekad akan melakukan pemilihan umum yang bebas dan adil sesuai dengan standar internasional.
Kedua sisi sepakat untuk mengadakan dialog resmi berikutnya di Brussels pada tahun 2016.
Seperti yang dirilis Xinhua, Myanmar dan Uni Eropa telah melakukan dialog HAM bilateral, didahului dialog forum masyarakat sipil, yang diketuai oleh Sekretaris Tetap Kementerian Luar Negeri Myanmar U Aung Lynn dan Kepala Delegasi Uni Eropa Roland Kobia