 melalui edukasi dan peningkatan layanan kesehatan.){kind=link}
JAKARTA – Pemerintah Kota Jakarta Selatan (Pemkot Jaksel) menangani satu kasus cacar monyet (monkeypox/mpox) melalui edukasi dan peningkatan layanan kesehatan sebagai langkah kewaspadaan dini.
“Ya, benar dari 11 kasus di DKI, ada satu dari Pasar Minggu,” kata Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan Yudi Dimyati saat dihubungi di Jakarta Selatan, Kamis (15/8/2024).
Yudi menyatakan bahwa pada tahun 2024 ditemukan 11 kasus cacar monyet yang tersebar di delapan kecamatan, yaitu Pasar Minggu, Ciracas, Grogol Petamburan, Jatinegara, Kebon Jeruk, Matraman, Tanah Abang, dan Tanjung Priok.
Semua kasus ini terjadi pada pasien dengan rentang usia 21-50 tahun yang saat ini sedang menjalani perawatan intensif.
Yudi juga menekankan pentingnya masyarakat untuk mengenali gejala cacar monyet sebagai upaya pencegahan. Gejala tersebut meliputi ruam dan lesi pada wajah, tangan, kaki, tubuh, mata, mulut, atau kelamin, serta demam, pembengkakan kelenjar getah bening, sakit kepala, lesu, nyeri otot, dan punggung.
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Jakarta Selatan, Fitria Ramdhita, mengatakan bahwa pihaknya terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan bekerja sama dengan fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) sebagai langkah antisipasi terhadap perkembangan virus cacar monyet di daerah tersebut.
“Kami mengoordinasikan fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan kewaspadaan dini secara pro aktif,” ujar Dhita.
Salah satu langkah tersebut adalah dengan menemukan kasus di fasyankes dan melakukan komunikasi, informasi, serta edukasi terkait cacar monyet kepada masyarakat.
Berdasarkan data yang dihimpun, sejak 13 Oktober 2023 hingga 10 Juli 2024, ditemukan total 69 kasus konfirmasi cacar monyet di DKI Jakarta. Meskipun status pandemi cacar monyet telah dicabut sejak 5 Mei 2023, kewaspadaan dini terhadap penyakit ini tetap dilakukan.
Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta terus melaksanakan vaksinasi cacar monyet bagi kelompok yang memiliki riwayat kontak erat dengan pasien untuk menekan penyebaran penyakit tersebut di Jakarta.
