GEMPA berkekuatan Magnitudo atau M 3,4 mengguncang Kabupaten Bantul, DIY Yogyakarta dengan episenter 16 km arah tenggara Bantul dan kedalaman 13 kilometer, Rabu puul 03:44 dini hari WIB.
Kabid Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menyebutkan, dengan mengacu pada episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa Bantul termasuk jenis gempa dangkal dipicu aktivitas sesar aktif di Zona Sesar Opak.
Menurut dia, Sesar Opak merupakan sesar aktif yang bertanggung jawab atas beberapa gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) yang signifikan di Yogyakarta.
“Mekanismenya cukup rumit, bervariasi melibatkan sesar geser miring ke kiri (left-lateral oblique-slip faulting),” kata Daryono dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Rabu.
“Gempa Bantul berkekuatan M 3,4 yang terjadi pagi ini mekanismenya juga agak aneh yaitu geser miring ke kanan,” sambungnya seraya menambahkan, gempa pagi ini hanya dirasakan di Kab.Bantul dengan tingkat kerusakan pada level II MMI (Modified Mercally Intensity).
Gempa berskala II MMI hanya dirasakan sedikit orang dan membuat benda-benda ringan yang digantung bergoyang dan hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkannya.
Sementara Plt Kepala Stageof Sleman, Wawan Joko Suwondo mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Masyarakat juga diimbau agar menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa.
“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda tahan gempa, tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan dan pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi, “ujarnya.
Sesar Opak sejak lama diamati oleh BMKG dan sebenarnya sudah kerap menjadi obyek pengamatan oleh BMKG, sedangkan Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menyebutkan, pihaknya sedang melakukan survei dan kajian geologi di enam titik jalur Sesar Opak sejak 2022.
Survei tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi struktur geologi yang tampak dipermukaan sebagai bagian dari proses validasi hasil pengolahan data seismik yang dilakukan oleh tim BMKG.
Prosesnya pun melibatkan dua pakar geologi dari UGM Prof Dr Ir Subagyo Pramumijoyo, DEA, serta Ir Gayatri Indah Marliyani, S.T., M.Sc., Ph.D.
“Hasil survei ini menjadi pijakan untuk mengenali lebih detil Sesar Opak dan mengantisipasi dampak dan kemungkinan yang ditimbulkannya mengingat sesar ini berkategori sangat aktif,” jelas Dwikorita.
Gempa memang tidaka bisa dipastikan kapan tibanya, namun dengam mitigasi dan kesiapan yang lebih baik, risiko bisa ditekan seminimal mungkin. (Kompas com/ns)