
SAMPAI hari kedua, Kamis (8/5), konklaf atau rapat pemungutan suara yang diikuti 133 kardinal berusia di bawah 80 tahun belum berhasil memilih paus baru ditandai kepulan asap hitam yang membubung darii cerobong asap di Kapel Sistina, Vatikan.
Vatikan News melaporkan, asap hitam sebelumnya juga mengepul di hari pertama konklaf, Rabu. Diperlukan duapertiga atau 89 suara dari 133 kardinal dengan hak dipilih dan memilih untuk diangkat menjadi paus.
Jika asap putih mengepul, pengumuman resmi akan disampaikan oleh Kardinal Protodikon dari balkon Basilika Santo Petrus dengan kalimat Latin Habemus Papam—yang berarti “Kita memiliki paus.”
Setelah itu Paus terpilih juga akan memperkenalkan diri kepada dunia dan mengumumkan nama baru yang akan digunakannya selama masa kepausan.
Setiap hari sejak Rabu (7/5) para kardinal berusia 80 tahun itu melakukan dua sesi pemungutan suara sampai salah satu kardinal mendapatkan 89 suara. Surat suara yang tidak menghasilkan keputusan kemudian dibakar di tungku khusus. Agar warna asap terlihat jelas, proses pembakaran menggunakan bahan kimia tertentu.
Untuk menghasilkan asap hitam, digunakan campuran kalium perklorat, antrasena, dan belerang, sedangkan asap putih berasal dari pembakaran surat suara dengan campuran kalium klorat, laktosa, dan resin kloroform.
Tradisi membakar surat suara ini telah berlangsung sejak abad ke-15. Awalnya, metode tersebut digunakan untuk mencegah terjadinya kecurangan dalam pemilihan paus.
Seiring waktu, sistem ini berkembang dan disempurnakan dengan teknologi kimia agar publik dapat dengan mudah mengenali hasil konklaf.
Hingga saat ini, sekitar 1,4 miliar umat Katolik di seluruh dunia menanti kemunculan asap putih dari Kapel Sistina sebagai tanda bahwa Gereja Katolik se-Dunia telah memiliki pemimpin tertinggi yang baru. (vatikan news/ns)