JAKARTA – Kamu Pernah berjumpa dengan seseorang yang memiliki uang tunai senilai seratus juta Rupiah di rumahnya, namun ketika ada kerabatnya yang meminta bantuan hanya seratus ribu Rupiah untuk makan, orang itu justru mengatakan, “Saya tidak memiliki uang?”
Mungkin, uang seratus juta itu merupakan tabungan yang dianggapnya tidak boleh diganggu gugat? Atau, ia khawatir kerabatnya akan terus meminta bantuan. Namun, apapun alasannya, mengatakan “Saya tidak memiliki uang” saat diminta bantuan adalah perilaku yang berbahaya.
Sedekah tidak hanya memberi uang. Memberi makan kerabat dengan makanan yang ada di rumah juga bisa dianggap sebagai sedekah.
Selain itu, memberi pinjaman uang kepada kerabat dengan syarat harus dikembalikan pada waktu tertentu juga dihitung sebagai sedekah. Bahkan, nilainya lebih besar daripada sedekah biasa.
Dan yang lebih penting, tindakan tersebut tidak akan mengurangi harta kita karena statusnya bukanlah pemberian melainkan pinjaman.
Dalam hadis disebutkan bahwa Rasulullah melihat tulisan di pintu surga selama peristiwa Isra Mikraj.
“Sedekah berpahala sepuluh kalinya, sedangkan pinjaman berpahala delapan belas kalinya.”
Karena penasaran, beliau bertanya kepada Malaikat Jibril, “Wahai Jibril, mengapa pinjaman lebih utama daripada sedekah?”
Malaikat Jibril menjawab, “Karena seorang peminta-minta, (terkadang) ia masih memiliki (harta), sedangkan orang yang meminta pinjaman, ia tidak akan meminta pinjaman kecuali karena kebutuhan.” (HR Ibnu Majah dan Baihaqi)
Jelas bahwa ada banyak hal yang bisa kita sedekahkan selain dalam bentuk pemberian uang. Menolak sedekah dengan dalih “Saya tidak punya uang” padahal sebenarnya punya, tapi ditahan untuk keperluan diri sendiri sungguh membahayakan. Berikut di antaranya:
1. Mendapat Doa Buruk dari Malaikat Setiap Pagi
Sepanjang orang tersebut masih menahan hartanya dan enggan membantu kerabatnya yang meminta bantuan, selama itulah malaikat setiap pagi mendoakan hartanya agar dimusnahkan oleh Allah.
“Tidaklah seorang hamba memasuki waktu pagi pada setiap harinya, kecuali ada dua malaikat yg turun. Salah satunya memohon: ‘Ya Allah, berikanlah ganti bagi dermawan yg menyedekahkan hartanya.’ Dan satu lagi memohon: ‘Ya Allah, musnahkanlah harta si bakhil’.” (HR Muslim no 1678)
2. Memutus Kekerabatan
Rasulullah telah mengisyaratkan bahwa penyakit kikir sudah pasti akan melahirkan kezaliman serta mampu memutus hubungan kekerabatan.
Orang yang kikir tentu enggan mengeluarkan hartanya untuk membantu kerabatnya sendiri. Sehingga, cepat atau lambat kerabatnya akan menjauhinya karena kebakhilannya.
“Jauhilah oleh kalian sifat kikir, karena sifat itulah yang membinasakan orang-orang sebelum kalian. Sifat kikir menyuruh mereka berlaku zalim, maka merekapun berlaku zalim. Kikir menyuruh mereka memutus kekerabatan, merekapun memutusnya.” (HR Abu Dawud)
3. Dibenci Allah
Salah satu golongan yang Allah benci adalah orang yang kikir, yang tidak bersedia membantu orang lain karena merasa hanya merugikan.
Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam bersabda: “Tiga golongan yang dibenci Allah: Orang tua yang berzina, orang bakhil, dan orang yang sombong.” (HR Ibnu Hibban, sanadnya Jayyid)
Bahaya kikir yang penting diwaspadai yakni lahirnya sifat munafik.
“Maka setelah Allah memberikan sebagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan berpaling dan memanglah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran), maka Allah menimbulkan kemunafikan pada hati mereka sampai mereka menemui Allah.” (QS At-Taubah 76-77)