Israel Abaikan Seruan Gencatan Senjata

Israel terus melancarkan serangan ke Gaza walau DK PBB mengeluarkan resolusi tentang gencatan senjata antara Israel dan Hamas. (25/3). Tampa seorang bapak membawa anakanya yang terluka di sebuah RS di Gaza.

ISRAEL  menolak seruan gencatan senjata yang diajukan oleh anggota Dewan Keamanan PBB dan bertekad meneruskan pertempuran jika Hamas tidak membebaskan jumlah sandera tersisa.

Sikap negara Yahudi itu diampaikan oleh Menhan Israel Yoav Gallant (26/3) merespons seruan DK PBB yang menyetujui gencatan senjata segera antara Israel dan Hamas di wilayah Gaza.

Konflik Gaza kali ini pecah diawali serangan milisi Hamas, Palestina ke wilayah Israel selatan pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan sekitar 1.200 warga negara Yahudi itu  dan sejumlah tentara serta penyanderaan 240 orang.

Sebagian sandera sudah dilepaskan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak dalam gencatan senjata sementara, beberapa orang diduga tewas dan sisanya masih dithan di tempat yang tidak diketahui pihak Hamas.

Bombardemen ke wilayah Gaza Utara melalui udara dan penyerbuan pasukan darat Israel ke Gaza utara selang sehari kemudian (8 Okt) sampai hari ini sudah menewaskan 32.000 warga sipil Palestina dan milisi Hamas serta melukai 71.000 lainnya terbesar anak-anak dan perempuan.

Resolusi DK PBB sendiri akhirnya dikeluarkan (23/3) lalu setelah melalui pemungutan suara, semuanya ,10 anggota Tidak Tetap DK dan empatt dari lima anggota Tidak Tetap DK PBB menyetujuinya, hanya AS yang biasanya menolak dengan hak vetonya, kali ini abstain.

Resolusi DK PBB itu juga menekankan kebutuhan segera aliran bantuan kemanusiaan dan perlindungan bagi warga sipil di seluruh wilayah Jalur Gaza dan penyingkiran semua penghalang bantuan kemanusiaan dalam skala besar.

Seruan yang secara hukum, berdasarkan Piagam PBB mengikat itu juga mencakup pembebasan warga Israel yang disandera oleh Hamas tanpa syarat dan pelaksanaan bantuan kemanusiaan secepatnya.

Resolusi DK PBB itu dikeluarkan saat Menhan Israel Gallant berada di Washington guna membahas situasi perang di Gaza, namun ia bergeming untuk melnjutkan peperangan.

“Kami tidak terikat kewajiban moral untuk menghentikan perang jika masih ada warga Israel yang disandera di Gaza, “ tandasnya.

Kecaman dari AS

Kecaman pada Israel juga dilontarkan oleh pihak AS yang biasanya berada di belakang Israel seperti dilontarkan oleh Jubir Penasehat Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby yang menyebutkan, AS bingung atas langkah Presiden Israel Benjamin Netanyahu yang disebutnya hanya menciptakan kegaduhan.

Kirby dan Dubes AS utuk PBB Linda Thomas-Greenfield menyebutkan, AS memilih abstain dalam resolusi DK PBB karena dalam resolusi itu tidak disebutkan seruan untuk mengecam keras Hamas.

AS memilih abstain ketimbang veto karena menilai, resolusi tersebut sedikit banyak mncerminkan pandangan pemerintah AS untuk menyerukan gencatan senjata segera dan pelepasan sandera Israel oleh Hamas secara bersamaan.

Sebaliknya, pihak Hamas menyatakan menyambut baik rsolusi DK PBB dan menyatakan siap melakukan negosiasi pertukaran sandera dan tahanan Israel dan gencatan senjata dilakukan secara bersamaan.

Sementara di lapangan, pasukan Isarel sejak berminggu-minggu mengeung RS As-Shifa di Gaza dan bergerak kea rah RS Al-Amal di Kahn Younis,  Gaza selatan. Isael juga mengklaim telah membunuh 500 anggota Hamas di RS-AL-Shifa dan 20 lainnya di RS Al-Amal.

Perang berlarut-larut juga membuat 2,4 juta warga Palestina di Gaza terjebak di tengah pertempuran dan mengalami kelaparan, sementara mayat bergeletakan di berbagai ruas jalan, sementara pasukan Israel bahkan menelanjangi warga untuk diinterogasi.

Semoga gencata sejata pernamen dan solusi dua negara (Palestina dan Israel) terwujud dan keduanya hidup berdampingan secara damai dan harmonis.

 

 

 

 

 

 

 

 

Advertisement div class="td-visible-desktop">

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here