Ketimpangan Ekonomi di Nepal Picu Demonstrasi Besar-besaran

Istana Singha Durbar, yang merupakan gedung DPR dan pemerintahan Nepal, dibakar dalam demonstrasi di Kathmandu, pada Selasa (09/09)/ EPA

JAKARTA, KBKNEWS.id – Nepal tengah diguncang demonstrasi besar-besaran yang digelar beberapa hari terakhir, dengan sejumlah tuntutan dari masyarakat.

Pejabat pemerintah dan politisi Nepal telah lama menghadapi tuduhan korupsi dan ketidakjelasan mengenai bagaimana uang publik dibelanjakan. Sebagian dari dana publik dicurigai digunakan untuk mendanai gaya hidup mewah yang dinikmati keluarga para pejabat, meskipun gaji resmi mereka tergolong kecil.

Beberapa video di platform media sosial seperti TikTok dan Instagram menunjukkan kerabat pejabat pemerintah dan menteri bepergian atau berpose di samping mobil mahal dan mengenakan pakaian bermerek dari desainer ternama. Hal ini memicu kemarahan publik dan mempertanyakan sumber kekayaan mereka.

Para pengunjuk rasa menuntut pembentukan komisi investigasi khusus untuk menyelidiki secara menyeluruh sumber kekayaan para politisi. Mereka juga menuntut transparansi dan akuntabilitas dalam pemerintahan.

“Kemarahan atas ‘anak-anak nepo’ di Nepal mencerminkan frustrasi publik yang mendalam,” kata Yog Raj Lamichhane, asisten profesor di Sekolah Bisnis Universitas Pokhara Nepal, dilansir NDTV.

Nepal memiliki kesenjangan ekonomi yang besar. Pendapatan per kapita tahunan Nepal adalah sekitar US$ 1.400, terendah di Asia Selatan. Tingkat kemiskinan negara ini secara konsisten berada di atas 20 persen dalam beberapa tahun terakhir. Pengangguran di kalangan pemuda juga menjadi tantangan besar.

Diaspora Nepal memainkan peran penting dalam memperkuat narasi antikorupsi dan memobilisasi publik. Jaringan luar negeri Nepal memperkuat pesan antikorupsi dan menyulut ketidakpuasan melalui kanal media sosial.

Perkembangan terkini di parlemen Nepal semakin memperparah krisis. Tanda-tanda eskalasi yang ditunjukkan oleh 21 anggota paremen dari Partai Rastriya Swatantra pimpinan Rabi Lamichhane sebanding dengan aksi mogok oposisi di Bangladesh yang memperdalam pertanyaan tentang legitimasi parlemen.

Inti dari gerakan demonstrasi besar-besaran adalah kemarahan antargenerasi. Kaum muda memandang kelas politik sebagai korup dan egois, serta enggan mengatasi inflasi atau pengangguran.

Advertisement

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here