LANGSA – Persatuan LSM Kemanusiaan Nusantara yang terdiri dari lembaga Malaysia, Indonesia, dan Thailand menggelar kampanye kemanusiaan untuk warga Rohingya yang berada di Aceh.
Ada 19 LSM yang menggerakkan kampanye kemanusiaan Rohingya yaitu Masssa, Huda, MMS, DPU Daarut Tauhid, Hilal Ahmar Yogyakarta, Misi Medis Suriah, In South Layani, Bunga Raya Group Layani, Himpunan Mahasiswa Islam, Auction 4 Humanity, CMRA, FPI Aceh, Al Irsyad, BEM STAIN MAL, IMAM, Majelis Mujahidin, Dewan Syura FPI, FPP Jawa Barat, dan Road 4 Peace.
Aktivis kemanusiaan dari lembaga Massa Malaysia, Mustopa Mansor mengatakan, masalah Rohingya tidak bisa dilihat sekadar untuk membantu memenuhi kebutuhan mereka dan menerima mereka di Indonesia atau Malaysia.
Pasalnya, lanjut Mustopa, mereka telah dirugikan dari segala sisi dan keadaan akan semakin memburuk apabila mereka meninggalkan harta benda di Myanmar kemudian dirampas rezim di sana.
Mustopa melanjutkan, masyarakat Nusantara termasuk Indonesia, Malaysia, dan Thailand wajib menghentikan tindakan sewenang-wenang rezim Myanmar terhadap warga Rohingya.
Maka dari itu, Mustopa bersama belasan LSM lainnya membentuk kampanye kemanusiaan bertajuk Gerakan Nusantara Selamatkan Rohingya (Genusra).
“Kampanye ini khas seperti Freedom Flotilla semasa kapal Mavi Marmara akan mengantarkan bantuan kemanusiaan ke Gaza pada tahun 2010 kemarin,” kata Mustopa kepada KBK, Jumat (10/07/2015).
“Insya Allah setelah pertemuan dengan beberapa pihak di Indonesia dan Malaysia kami akan meluncurkan program Kapal Keamanan Rohingya yang akan bergerak selama setahun mulai bulan Juni 2015 kemarin sampai Juni 2016,” tambahnya.
Dia berharap melalui kampanye Kapal Keamanan Rohingya negara-negara Islam terkemuka lainnya seperti Arab Saudi, Qatar, dan Turki mau bergabung bersama mereka agar masyarakat Rohingya di hadapan rezim Myanmar mempunyai posisi tawar yang lebih bermartabat.
Pria separuh baya ini menjelaskan, tujuan Genusra yang utama adalah memastikan warga Rohingya dapat kembali ke rumahnya masing-masing di Myanmar dan diakui statusnya sebagai warga negara secara terhormat.
“Kampanye panjang ini perlu didukung PBB, negara-negara anggota OKI, dan ASEAN. Jika mereka enggan melakukannya maka langkah terakhir adalah melakukan kampanye ke seluruh umat Muslim di dunia,” tegas Mustopa.