JAKARTA, KBKNews.id – Tidur merupakan aktivitas yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi serta anak-anak, setara dengan pentingnya kegiatan menyusu dan bermain. Namun, durasi tidur bayi tidak bisa disamakan dengan orang dewasa.
Dokter Spesialis Anak lulusan Universitas Indonesia, dr. Yuni Astria, SpA, menjelaskan bahwa kebutuhan tidur ideal berbeda tergantung usia anak.
Bayi baru lahir atau newborn (usia 0–1 bulan) biasanya membutuhkan waktu tidur cukup panjang, yakni sekitar 16–20 jam per hari.
“Jadi, 16 sampai 20 jam untuk newborn 0 sampai 1 bulan itu adalah tidur dan itu nanti bisa terbagi menjadi beberapa kali sesi tidur sepanjang hari. Kalau untuk newborn sampai sekitar 3 bulan biasanya itu kebanyakan masih fase REM (Rapid Eye Movement) justru,” kata Yuni dilansir dari Antara.
Seiring bertambahnya usia, proporsi tidur non-REM (non-Rapid Eye Movement) akan meningkat dan menjadi lebih dominan, terutama saat anak sudah berusia 3 tahun ke atas. Untuk anak usia 6–11 tahun, durasi tidur yang disarankan adalah 10 hingga 11 jam per hari.
Yuni juga menjelaskan bahwa tidur malam dan tidur siang memiliki fungsi yang berbeda. Tidur malam sangat penting untuk pemulihan fungsi tubuh, daya tahan, metabolisme, fungsi kognitif, serta produksi hormon pertumbuhan, terutama saat anak berada dalam fase tidur dalam (deep sleep).
Sedangkan, lanjutnya, tidur siang berguna untuk mengistirahatkan tubuh dan membantu mencukupi kebutuhan tidur harian.
“Kalau misalkan semalam dia tidurnya sampai perlu 11 jam, mungkin kalau anak 6-11 tahun rasanya gak sekolah jadinya gitu, jadi dia perlu untuk membayar utangnya di tidur siang, itu adalah range, ya. Nanti kalau sudah makin besar kebutuhan tidurnya makin sedikit, lebih rendah. Tapi tetap perlu kita penuhi, kayak di atas 12 tahun 9 jam per hari,” ujarnya.
Yuni yang berpraktik di RS Karya Medika juga menambahkan bahwa saat anak sedang sakit, gangguan tidur bisa saja terjadi.
Namun jika kondisi ini tidak berlangsung terus-menerus, umumnya tidak akan berdampak signifikan pada pertumbuhannya.
Ia menegaskan bahwa pertumbuhan anak juga dipengaruhi oleh berbagai faktor lain seperti nutrisi, kondisi kesehatan, infeksi berulang, dan lingkungan tempat tinggal.