Pasukan Pemerintah vs Pemberontak: Bentrokan di Suriah Renggut 340 Nyawa

0
46
Pasukan loyalis Presiden Bashar al-Hayat yang tumbang 8 Des. lalu, melancarkan serangan balik kepada pasukan pemerintah, 70 orag dilaporkan tewas, Jumat 7 Maret '25)

LATAKIA – Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), lembaga berbasis di Inggris, menuduh otoritas baru Suriah melakukan operasi militer yang menyebabkan sekitar 340 orang tewas, termasuk perempuan dan anak-anak.

Insiden ini terjadi setelah bentrokan bersenjata pecah pada Kamis (6/3/2027), antara pasukan pemerintah dan kelompok pemberontak pendukung mantan Presiden Bashar Assad di provinsi Latakia dan Tartus. Sebagai respons, pemerintah setempat menerapkan jam malam di wilayah terdampak.

Presiden sementara Suriah, Ahmed al-Sharaa, meminta kelompok bersenjata di Latakia dan Tartus untuk menyerahkan senjata mereka. Sementara itu, kementerian pertahanan menutup akses jalan menuju daerah pesisir guna mengendalikan situasi.

“Kementerian pertahanan dan pasukan sekutunya telah melakukan kejahatan perang serta pelanggaran hak asasi manusia tanpa konsekuensi hukum, yang mengakibatkan tewasnya 340 warga sipil,” kata SOHR dalam pernyataannya, seraya menambahkan bahwa di antara korban terdapat perempuan dan anak-anak.

Seorang saksi mata dari desa di wilayah konflik mengungkapkan kepada RIA Novosti bahwa ada pejuang asing yang memasuki pemukiman mereka.

“Saya tidak tahu dari mana mereka berasal, tetapi mereka tidak berbicara dalam bahasa Arab. Mereka menembaki rumah secara acak dan menangkap laki-laki yang tidak sempat melarikan diri. Kami terlalu takut untuk keluar rumah selama berhari-hari, dan persediaan makanan serta air kami hampir habis,” ujar salah satu saksi mata.

Saksi lain di Latakia menggambarkan situasi yang semakin mencekam, dengan baku tembak di jalan-jalan dan penangkapan yang terus berlangsung selama beberapa hari.

“Kelompok bersenjata menjarah toko-toko dan mengambil apa pun yang mereka inginkan. Kami mengetahui dari internet bahwa banyak orang berkumpul di Bandara Internasional Latakia di Hmeimim, tetapi sekarang terlalu berbahaya untuk pergi ke sana, — siapa pun yang mencoba bisa ditangkap atau bahkan dibunuh,” kata seorang warga lainnya.

Ketegangan ini terjadi setelah oposisi bersenjata Suriah melancarkan serangan besar terhadap wilayah yang dikuasai pemerintah pada akhir November 2024.

Akibat situasi yang semakin tidak terkendali, Bashar Assad akhirnya mengundurkan diri sebagai presiden dan meninggalkan Suriah.

 

Advertisement div class="td-visible-desktop">

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here