KUALA LUMPUR – Lebih dari 1000 pengungsi Bangladesh dan Rohingya termasuk anak-anak, ditahan oleh Polisi Diraja Malaysia setelah mereka ditemukan terdampar di perairan Malaysia dekat ujung barat Indonesia.
Belakangan, terjadi lonjakan pengungsi dari Bangladesh dan Myanmar yang dibawa kapal menuju Malaysia dan Indonesia. Sebelumnya 100 pengungsi dari negara yang sama ditemukan berkeliaran di Thailand, setelah mereka ditinggalkan oleh calo yang mengiming-imingi mereka untuk mendapatkan tempat yang layak untuk berdomisili.
Polisi Malaysia menduga, kemiskinan membuat Pengungsi tersebut menjadi korban dari jaringan penyeludupan dan perdagangan manusia.
Badan Pengungsi PBB, UNHCR mencatat, lebih dari 25.000 muslim Rohingya dari Myanmar dan Bangladesh diseludupkan dalam tiga bulan pertama di tahun 2015 ini. Jumlah tersebut, dua kali lebih banyak dibandingkan periode yang sama di tahun 2014.
Badan PBB itu juga mengungkap, mereka diangkut dengan kapal kayu dari Thailand, sebelumnya mereka ditahan di kamp-kamp kumuh di hutan. Mereka akan keluar dari kamp tersebut bila memberi tebusan, atau pihak lain yang membayar untuk dijadikan pekerja sesuai dengan harga yang sudah disepakati calo tersebut.
Polisi Malaysia di pulau Langkawi, dekat perbatasan dengan Thailand mengatakan, sebelumnya mereka melihat ada tiga kapal di tengah malam yang sedang membongkar para pengungsi. Satu kapal berhasil ditahan, namun dua kapal lainnya berhasil melarikan diri.
“Mereka datang dari negara masing-masing, bergerak dari Thailand menuju Langkawi,” kata Kepala Polisi setempat Harrith Kam Abdullah seperti dikutip dari Reuters.
Di perahu yang ditahan, didapati 555 orang warga Bangladesh dan 463 dari Rohingya. Kemudian mereka semua diserahkan ke departemen imigrasi untuk dilakukan pengurusan selanjutnya. – Reuters