GAZA UTARA – Minggu (2/2/2025) pagi, tentara Israel melancarkan serangan besar di wilayah utara Tepi Barat yang diduduki, meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut.
Militer Israel, dengan dukungan kendaraan lapis baja dan dua buldoser, menyerbu Kota Tammun di tenggara Tubas serta kamp pengungsi Al-Far’a.
Tentara juga menerapkan jam malam di kedua area, memaksa beberapa keluarga meninggalkan rumah mereka di kamp Al-Far’a dan mengubah bangunan-bangunan tersebut menjadi pos militer.
Kantor berita resmi Palestina, Wafa, mengonfirmasi serangan yang terjadi di kedua wilayah tersebut.
Sementara itu, Bulan Sabit Merah Palestina melaporkan bahwa pasukan Israel menghalangi petugas medisnya untuk mengevakuasi seorang warga Palestina yang sakit di Kamp Al-Far’a.
Sebagai dampak dari serangan ini, otoritas di Tubas menangguhkan semua kegiatan belajar mengajar di Tammun dan kamp pengungsi Al-Far’a.
Serangan ini terjadi hanya beberapa hari setelah serangan udara Israel pada Kamis lalu menewaskan 10 warga Palestina di Tammun.
Sebelumnya, 21 Januari, militer Israel juga menyerbu Kota Jenin dan kamp pengungsinya, yang mengakibatkan sedikitnya 24 warga Palestina tewas. Serangan tersebut kemudian meluas ke Kota Tulkarm, di mana tiga warga Palestina kehilangan nyawa.
Eskalasi kekerasan di Tepi Barat meningkat setelah kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan diberlakukan di Gaza pada 19 Januari.
Kesepakatan ini menghentikan perang Israel yang telah berlangsung selama 15 bulan, menewaskan lebih dari 47.000 warga Palestina, dan menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza.
Sejak perang Israel di Gaza dimulai pada Oktober 2023, lebih dari 900 warga Palestina di Tepi Barat tewas akibat serangan pasukan Israel dan pemukim ilegal di wilayah tersebut.