Pemenang Pemilu Pakistan Harus Berkoalisi

0
267
Pemilu Pakistan digelar, Kamis, 8 Feb. lalu, namun tidak satu pun partai meraih suara mayoritas sehingga harus mencari mitra koalisi.

TAK satu pun dari tiga partai terbesar peserta pemilu Pakistan memperoleh suara mayoritas untuk bisa membentuk sendiri pemerintah, sehingga harus  mencari mitra koalisi.

Harian Tribune melaporkan dari Islamabad, Sabtu (10/2), masih tersisa 13 kursi di parlemen yang harus dihitung, sedangkan 253 kursi dari seluruhnya 266 kursi di parlemen sudah terisi. Pemilu digelar, Kamis, 8 Feb. lalu.

Dua tokoh nasional Pakistan yang berkontestasi memperebutkan jabatan perdana menteri yakni Nawaz Sharif dan Imran Khan, sama-sama mengklaim kemenangan pada  pemilu yang digelar, Kamis lalu (8/2).

Partai Pakistan Tehreek -e-Insyaf (PTI) dipastikan sudah meraup 92 kursi, sementara Liga Muslim Pakistan (PML) baru mengumpulkan 71 kursi dan Partai Rakyat Pakistan 54 kursi.

Mantan PM Pakistan dua kali dan juga tokoh PML Nawaz Sharif  mengakui, partainya tidak mampu meraih suara mayoritas untuk menjalankan sendiri pemerintahan sehingga harus mencari mitra koalisi.

Sejumlah petinggi partai lain dilaporkan sudah “merapat” ke DPP PML di kota Lahore, namun sejauh ini belum ada kesepakatan atau deal-deal terkait pembentukan pemerintahan.

Arah koalisi PPP dan PTI juga belum bisa ditebak, bahkan Ketua Bidang Hukum PTI Ali Khan mengatakan, partainya tidak memerlukan koalisi untuk membentuk pemerintah karena mereka mengklaim meraih 170 kursi di parlemen.

Sementara Imran Khan yang mantan PM dan juga politisi paling popular divonis 31 tahun penjara pekan lalu atas tuduhan penghianatan, korupsi dan perkawinan tidak syah, sehingga oleh Mahkamah Agung dan Komite Pemilu, partainya Pakistan Tehreek- e-insyaf (PTI) dilarang maju

Akibat larangan tersebut, para calon anggota legislatif dari PTI terpaksa maju sebagai kandidat independen, sementara seorang analis politik Azim Chaudry menyebutkan, perlakuan terhadap PTI bagai pengaturan suara sebelum pencoblosan dan keseluruhan proses bagi penobatan.

PPP di bawah putera PM Benazir Bhuto yang tewas akibat ledakan bom bunuh diri beberapa tahun lalu, Billawal Bhuto  Zardari dalam pemilu kali ini mengumpulkan 51 suara. selebihnya dikumpulkan oleh sejumlah patai kecil lainnya.

PTI didirikan dan dikendalikan oleh Imran Khan sejak 1996, sementara PPP disetir oleh keluarga Bhuto melaui Zulfikar Bhuto, Ali Bhuto dan Benazir Bhuto. cucu Zulfikar, Bhilaal Bhuto saat ini menjad petinggi PPP.

Militer juga memegang kendali di panggug politik Pakistan, tercermin  dari keterpilihan PM Nazwal Sharif, keluarga Bhuto dan Bilawal yang  pada awal-awal pemerintaha mereka menjaga hubungan baik dengan militer.

Sementara itu, sahabat-sahabat Pakistan seperti Amerika Serikat, Ingeri dan Uni Eropa mendorong penyelidikan independen terkait proses pemilu Pakistan yang diduga diwarnai pelanggaran pemilu.

Salah satu yang disoroti AS da Inggeris adalah matinya layanan internet dan telpon seluler pada hari pemungutan suara.

Namun Pejabat Kemendagri Pakistan Gobar Ejaz mengaku adanya penghentian layanan internet, namun menurut dia, hal itu harus dilakukan guna mencegah penyebaran  provokasi dan berita bohong pada hari pemungutan suara.

Agaknya lobby-lobby atau kasak-kusuk politik masih harus terus dilakukan untuk mencari mitra koalisi. (AP/AFP, Reuters/ns)

Advertisement div class="td-visible-desktop">

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here