Unik, Santri Difabel Tuli di Majalengka Belajar Ngaji Pakai Bahasa Isyarat

0
433
Dompet Dhuafa Jabar berkolaborasi dengan Rumah Tuli Jatiwangi (RTJ) di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, menghadirkan kegiatan Bina Taqwa Sahabat Tuli dengan mengajarkan Al-Qur’an menggunakan metode bahasa isyarat. (Foto: DD Jabar)

MAJALENGKA – Kelompok Difabel merupakan bagian integral dari masyarakat Indonesia, memiliki hak, kewajiban, dan peran yang setara dengan masyarakat lainnya.

Menurut Kemenko PMK, jumlah anggota kelompok Difabel di Indonesia saat ini mencapai 22,97 juta jiwa atau sekitar 8,5% dari total penduduk, dengan jumlah difabel terbanyak terdapat pada usia lanjut.

Dompet Dhuafa Jawa Barat (DD Jabar), sebagai lembaga filantropi Islam, memberikan perhatian khusus kepada difabel tuli.

Berkolaborasi dengan Rumah Tuli Jatiwangi (RTJ) di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Dompet Dhuafa Jabar menghadirkan kegiatan Bina Taqwa Sahabat Tuli. Kegiatan ini mengajarkan Al-Qur’an dengan menggunakan metode bahasa isyarat.

Sebanyak 25 santri difabel tuli terlihat menggunakan jemari mereka untuk mengikuti arahan mentor yang menunjukkan gerakan tangan saat membaca Al-Qur’an.

Dompet Dhuafa Jabar berkolaborasi dengan Rumah Tuli Jatiwangi (RTJ) di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, menghadirkan kegiatan Bina Taqwa Sahabat Tuli dengan mengajarkan Al-Qur’an menggunakan metode bahasa isyarat. (Foto: DD Jabar)

Membimbing membaca Al-Qur’an dengan bahasa isyarat memerlukan kesabaran dan ketelatenan, karena bahasa isyarat tidak hanya melibatkan gerakan tangan, tetapi juga melibatkan gerakan bibir, tubuh, dan ekspresi wajah.

Rumah Tuli Jatiwangi tidak hanya menjadi tempat pengajaran bagi sahabat difabel tuli tetapi juga berfungsi sebagai pesantren kilat.

Dalam satu pekan, mereka belajar tiga kali, pada hari Jumat, Sabtu, dan Minggu. Selain membaca Al-Qur’an, mereka juga mempelajari hadis dan mendapatkan bimbingan salat.

“Para difabel tuli yang belajar di Rumah Tuli Jatiwangi bukan hanya warga sekitar tapi dari luar kota pun berdatangan untuk belajar. Bahkan, Rumah Tuli Jatiwangi sudah membuat buku khusus untuk para disabilitas dalam belajar Al-Qur’an dengan isyarat, yang sudah disetujui dan disahkan oleh Kementrian Agama,” tutur Nuryana, Kepala Kantor Layanan Program Cirebon Dompet Dhuafa Jabar.

Dengan belajar Al-Qur’an melalui bahasa isyarat, diharapkan sahabat difabel tuli saat salat tidak hanya mengikuti gerakan saja, tetapi juga memahami bacaan Al-Qur’an sekaligus memahami makna dari bacaan tersebut.

Advertisement div class="td-visible-desktop">

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here