Pilkada 2024, aman, lancar walau partisipasi rendah

0
154
Para Napi di Lampung ini juga menggunakan hak pilihnya untuk mencoblos dalam Pilkada Serentak 2024.

PILKADA serentak diikuti 37 propinsi, 415 kabupaten dan 93 kota pada 27 November berjalan aman, tertib dan lancar walau patisipasi warga rendah, khususnya di DKI Jakarta.

Absennya Basuki Cahaya Purnama Ahok) dan Anies Baswedan yang masing-masing memiliki pendukung fanatik dan militan diduga kuat membuat dinamika partsipasi warga mencoblos rendah.

Dibandingkan, 72 persen pada PIlkada DKI Jakarta 2017 yang diwarnai rivalitas Ahok dan Anies, pilkada 2024 hanya diikuti 58,14 persen suara.

Sementara partisipasi di wilayah-wilayah lain juga diperkirakan anjlok, sukar untuk mencapai 82 persen target KPU, diduga akibat berdekatannya penyelenggaraan Pemilu dan Pileg pada 14 Februari lalu dengan Pilkaka Serentak 2024.

Sejumlah lembaga survei telah selesai mengumumkan hasil hitung cepat atau quick count mereka pada Pilkada 2024 serentak di berbagai wilayah. Hasilnya, semua pasangan calon  yang dijagokan eks Presiden Joko Widodo unggul kecuali di Jakarta.

Tempo menghimpun berbagai hasil quick count lembaga survei Charta Politika, Indikator Politik, Parameter Politik, dan KedaiKOPI. Paslon yang terafiliasi dengan Jokowi atau yang diusung Koalisi Indonesia Maju unggul,  misalnya di Jawa Tengah, Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, dan Jawa Timur.

Di Banten, pasangan no. urut 2 Andre Soni dan Dimyati Natakusumah mampu meraih suara 58,39 persen (Charta Politika) atau 55,53 persen (KedaiKopi). Sedangkan Airin-Ade tertinggal dengan suara 41,61 persen (Charta Politika) atau 44,47 persen (KedaiKOPI).

Jagoan Jokowi lain yang menang adalah Ahmad Luthfi-Taj Yasin di Jawa Tengah unggul dari Andika Perkasa-Hendrar Prihadi. Kemudian di Sumatera Utara, menantu Jokowi, Bobby Nasution bersama calon wakilnya, Surya, menang telak dari Edy Rahmayadi-Hasan Basri yang diusung PDIP.

Di Jawa Barat, kader Gerindra Dedi Mulyadi juga menang telak dari paslon lainnya. Calon usungan Jokowi di Jawa Timur dan Sulawesi Selatan juga menang.

Di Jatim, pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak mampu menang hitung cepat dari dua srikandi lainnya, Luluk Nur Hamidah dan Tri Rismaharini.

Namun jagoan Jokowi tidak berjaya di semua tempat. Jakarta menjadi medan laga yang sulit dimenangkan Ridwan Kamil dan Suswono. Sebagian besar lembaga survei memenangkan Pramono Anung-Rano Karno dengan perolehan di atas 50 persen.

Charta Politika Indonesia menunjukkan 50,08 persen dan Parameter Politik 50,17 persen untuk Pramono-Rano. Namun, Indikator Politik Indonesia memperlihatkan 49,85 persen untuk pasangan nomor urut 3 ini.

Sementara itu, Ridwan Kamil-Suswono memperoleh rata-rata 39 persen di tiga lembaga survei tersebut. Sehingga penentuan satu atau dua putaran belum bisa dipastikan karena selisih tipis.

 Hasil quick count lainnya: 

Sulawesi Selatan
1. Ramdhan Pomanto-Azhar Arsyad

Indikator Politik: 23,65 persen

Jawa Tengah

  1. Andika Perkasa-Hendrar Prihadi

Charta Politika Indonesia: 42,05 persen

Indikator Politik Indonesia: 41,76 persen

  1. Ahmad Luthfi-Taj Yasin

Charta Politika Indonesia: 57,95 persen

Indikator Politik Indonesia: 58,24 persen

 

Jawa Barat
Acep Adang Ruhiyat-Gitalis Dwinatarina

Indikator Politik Indonesia: 9,70 persen

  1. Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja

Indikator Politik Indonesia: 9,09 persen

  1. Ahmad Syaikhu-Ilham Akbar Habibis Habibie

Indikator Politik Indonesia: 20,06 persen

  1. Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan

Indikator Politik Indonesia: 61,14 persen

Jawa Timur
=======

  1. Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakim

Charta Politika Indonesia: 8,24 persen

  1. Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak

Charta Politika Indonesia: 57,15 persen

  1. Tri Rismaharini-KH Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans

Charta Politika Indonesia: 34,6 persen

Sumatera Utara
Bobby Nasution-Surya

Indikator Politik Indonesia: 63,01 persen

  1. Edy Rahmayadi-Hasan Basri

Indikator Politik Indonesia: 36,99 persen

Hasil resmi seluruh Pilkada Serentak 2024 akan diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum pada 15 Januari.

Yang membuat miris, praktek money politics dilaporkan masih marak di berbagai daerah, sehingga agaknya untuk memdapatkan pimpinan daerah yang amanah dan jujur belum bisa diwujudkan, salah satu cerminan kualitas demokrasi di negeri ini.

Advertisement div class="td-visible-desktop">

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here