TUNISIA – Seminggu setelah penembakan di pantai sebuah Lokawisata Sousse Resort di Tunisia yang mematikan 38 wisatawan, Presiden Tunisia Beji Caid Essebsi mengumumkan status keadaan darurat untuk negara itu.
Keadaan darurat ini artinya, pemerintah memberikan hak kekuasaan kepada pasukan keamanan untuk membatasi hak rakyat.
Pihak berwenang telah memperketat keamanan, menyebarkan lebih dari 1.400 petugas bersenjata di hotel dan pantai.
Presiden Tunisia Beji Caid Essebsi dalam pidato yang disiarkan secara nasional mengatakan, “kita perlu langkah-langkah yang luar biasa dalam rangka menghadapi bencana ini. Kita harus siap, Kita perlu pasukan yang cukup, kita perlu pelatihan untuk menghadapi ini semua,” katanya.
Keadaan darurat akan diberlakukan selama 30 hari dan dapat diperpanjang apabila diperlukan.
Seperti dilaporkan BBC, akibat kecolongan adanya pembantaian ini, seorang pejabat dari kantor perdana menteri Dhafer Neji mengatakan, beberapa pejabat telah dipecat setelah serangan itu, termasuk Gubernur Sousse.
“Hanya karena mengalami kegagalan menjaga keamanan, berarti ini juga kegagalan politik,” kata Dhafer Neji.
Pasukan keamanan dikritik karena tidak menanggapi lebih cepat serangan pada 26 Juni di Sousse, ketika seorang pria bersenjata melepaskan tembakan pada wisatawan di pantai dan di sebuah hotel sebelum pelaku ditembak mati oleh polisi